"Sempat harus bayar penalti juga, karena pas shooting aku harus meeting penting. Waktu itu harus shooting, ada meeting sama bos perusahaann selular di waktu bersamaan," kata Fero saat berbincang dengan Kompas.com di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Senin (21/11/2016).
Beruntung sinetron tersebut belum tayang di televisi. Namun, Ia tetap membayar penalti karena melanggar kontrak.
"Untung sinetronnya belum tayang, jadi ya sudah bayar aja penaltinya," ucapnya lagi.
Menurut Fero, risiko itu cukup wajar ketika ia menjalani bisnis dan karier di dunia hiburan secara bersamaan. Namun pria asal Manado ini kini sudah memiliki prioritas.
"Kalau soal itu Fero paham lah skala prioritas, ada yang meeting bisa didelegasikan. Kami punya orang, ada yang enggak bisa. Fero harus berangkat sendiri," jelasnya.
Ke depannya, pemain film Pocong Ngesot (2011), Kuntilanak Kesurupan (2011), dan Santet Kuntilanak (2012) ini mulai memikirkan untuk fokus berbisnis. Sementara dunia seni peran hanya akan menjadi hobinya saja.
"Mungkin akau shooting dan film akan jadi hobi aja buat Fero, bukan tempat jadi mata pencarian. Kalau kangen ya shooting, sekali lagi jangan sia-siakan talenta yang Tuhan berikan," ucapnya.
"Sampai kapanpun kalau industri ini masih butuhkan Fero ya ayo. Tapi sudah enggak bisa stripping, enggak bisa di lokasi shooting dari pagi sampai pagi lagi kayak dulu. Akan lebih selektif aja," lanjutnya.